Senin, 28 Maret 2011

Rabu, NATO Ambil Alih Komando Libya

WASHINGTON, KOMPAS.com — NATO akan mengambil alih semua komando operasi militer koalisi di Libya, Rabu (30/3/2011), kata Presiden AS Barack Obama, Senin waktu setempat, dalam pidato yang disiarkan secara nasional kepada rakyat Amerika.
Obama mencoba untuk meyakinkan publik AS yang sudah letih dengan perang tentang keputusannya mengintervensi Libya. Obama berjanji bahwa militer AS akan mengurangi keterlibatannya saat peran sekutu meningkat untuk menanggung beban operasi. "Dalam upaya itu, Amerika Serikat akan memainkan peran pendukung, termasuk dalam hal intelijen, dukungan logistik, bantuan pencarian dan penyelamatan, dan kemampuan untuk mengacaukan komunikasi rezim Khadafy," katanya.

Sebuah tank di daerah antara Benghazi dan Ajdabiyah, milik pasukan loyalis Moammar Khadafy, meledak akibat serbuan udara oleh tentara Barat di bawah kendali Amerika Serikat, 20 Maret. Sekutu terus berdalih serangannya terarah, namun Libya menyatakan, 100 warga sipil sudah tewas selama lima hari gempuran Barat.



"Karena transisi itu menjadi suatu yang lebih luas, (yaitu ke sebuah) koalisi berbasis NATO, maka risiko serta biaya operasi bagi militer kita, dan untuk pembayar pajak Amerikaakan berkurang secara signifikan," lanjut Obama. Ia membenarkan berita yang keluar dari Brussels pada hari Minggu bahwa para duta besar NATO telah setuju aliansi militer itu akan mengambil alih komando semua operasi militer, termasuk serangan udara terhadap pasukan Moammar Khadafy.
"Transisi dari Amerika Serikat ke NATO akan berlangsung hari Rabu," katanya. "Ke depan, yang memimpin dalam menegakkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil akan berpindah ke sekutu dan mitra kami, dan saya sepenuhnya yakin bahwa koalisi kami akan meneruskan tekanan terhadap pasukan Khadafy yang tersisa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar