Tulisan ini akan membahas dan memperkenalkan konsep dasar fotografi
dan kamera digital agar kita dapat mengambil foto dengan lebih baik.
Karena ketika kita mengenal alat yang kita gunakan, seharusnya kita
lebih menjiwai dalam bekerja dengannya .. harapannya hasilnya akan jauh
lebih baik. Bagi yang baru baru terjun ke dunia fotografi wajib baca !
Bagi yang sudah terjun tolong disundul gan, dishare dan disebarkan
seluas-luasnya hehe.
Jadi gini, hal dasar yang perlu kita camkan
di pikiran kita, bahwa untuk mengambil foto-foto yang bagus tidak perlu
kamera mahal dan sebuah tas (yang didesain khusus untuk kamera cieee)
penuh peralatan. Yang penting adalah kemampuan fotografer untuk melihat
sekitarnya dan menggunakan pengetahuannya untuk memahamai obyek foto.
Hentikan debat kamera mana yang paling hebat, sistem mana yang paling
bagus. Ambil segera yang dibutuhkan dan pelajari. Anda bisa cek daftar
harga kamera terbaru di berbagai toko online misalnya Lazada atau yang lainnya.
Saya
ingin mencoba back to basic di artikel kali ini, bahkan sangat basic
menyangkut mekanisme kamera, bagaimana dasar-dasar fotografi, membuat
orang yang baru terjun semakin tertarik dan mudah-mudahan bisa membantu
untuk menikmati hobi atau bahkan naik level menjadi seorang pro (tentu
dengan banyak latihan). Ya saya tahu, selama ini saya memang terlalu
banyak ngomongin rumor dan berita kamera sehingga tidak sempat untuk
membahas pengetahuan, teknik dan skill terkait fotografi.
Diagram Kamera
Contoh Diagram Kamera, Image Labeled For Commercial Reusable
Kata
“fotografi” berasal dari negara Perancis tetapi didasarkan pada kata
Yunani dan secara harafiah berarti “menggambar dengan cahaya”. Jadi seni
pada fotografi pada dasarnya adalah seni melihat dan menyeimbangkan
cahaya.
Ilustrasi di sebelah menunjukkan jalan cahaya bergerak dari objek ke sensor (atau film di kamera non-digital).
- Pertama cahaya harus masuk melalui lensa, yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor.
- Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
- Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.
- Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
- Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.
Aperture (Bukaan)
Diagram Aperture dan Efek DOF, Image Labeled For Commercial Reusable
Aperture
terletak di dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa
melewati lensa menuju sensor. Aperture yang besar memungkinkan banyak
cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit.
Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian
yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi :
- Jumlah cahaya
- Depth of field
- Kecepatan lensa
- Ketajaman gambar
- Vignetting
Angka
F adalah nomor matematika yang mengekspresikan diameter aperture,
merupakan bagian penting dari memahami bagaimana aperture dan eksposur
bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau
f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi ,
ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full-stop
adalah:
- f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar)
- f / 2
- f / 2.8
- f / 4
- f / 5.6
- f / 8
- f / 11
- f / 16
- f / 22 (bukaan terkecil)
Ini dikenal sebagai angka F full-stop. Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop
misal f / 4 ke f/2.8, artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali
lipat lebih banyak. Jika Anda meningkatkan angka F satu full-stop,
seperti f /5.6 ke f / 8, maka hanya setengah jumlah cahaya yang akan
mencapai sensor. Mengapa angkanya kecil kok bukaannya lebih besar ?
karena angka tersebut sebagai angka pembagi dari f (focal length).
Ada beberapa angka F antara dari angka full-stop
di atas tergantung pada apa skala sedang digunakan. Yang paling umum
adalah skala 1/3 , yang berarti bahwa setiap langkah ketiga adalah full
-stop , sehingga memberikan Anda dua pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f /11 kita bisa set f / 9 dan f /10.
Shutter (Rana)
Shutter Blade (Bilah Rana), Image Labeled For Commercial Reusable
Shutter
atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena
cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap
oleh sensor. Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan
menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur
dinamakan dengan shutter speed. Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek bergerak (gambar menjadi blur).
Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah satu full-stop (dalam detik/second) :
1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16
Dan
seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa
memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.
Dua
faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan
aperture. Saat ini juga sudah berkembang yang namanya electronic shutter
dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup,
tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.
ISO
Setting ISO, Image Labeled For Commercial Reusable
Kecepatan
ISO (berasal dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi ) adalah
ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera
digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan
waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu
sedikit untuk memberikan eksposur yang sama.
Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum.
ISO 50 100 200 400 800 1600 3200 6400 12800 25600
Pada
film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak
buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor modern tidak
menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan
noise. Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film.
Terlihat contoh di atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.
Jika
tidak ada masalah pencahayaan, maka selalu gunakan nomor ISO rendah
tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain
ketika Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup, maka
kecepatan ISO bisa diperbesar. Sensor digital baru terus dikembangkan
dan tingkat kebisingan dengan kecepatan ISO tinggi menurun pada setiap
rilis kamera baru.
Konsep di atas memang tidak menjelaskan secara
detail cara menggunakannya secara harmonis di kamera, tetapi setidaknya
kita sudah tahu dulu mekanisme kerjanya. Lain waktu tentu kita akan
bahas lebih detail satu-persatu. Okey, selesai sudah tulisan tentang
teknik dasar fotografi dan kamera ini, semoga bermanfaat. Oh ya, bagi
yang belum punya kamera atau mau nambah, bisa membeli kamera secara
online di Lazada Indonesia. Saya harus balik maning ke berita dan rumor-rumor lagi >_<. Semoga bisa menulis review beberapa kamera.